Kamis, 31 Maret 2011

Ketika sepi mulai bercerita

( Arunk ) Bungker Talas 25 Maret 2011

Sepi ini adalah malam yang ditinggal rembulan
Sepi ini adalah hati yang ditinggal rasa
Dan sepi ini adalah sebuah pertanda untuk Esok
Bahwa akan ada malam yang sudi berbagi sedikit cahayanya

Biarkan fikiran ini menyambut cahaya itu
Sebab tak perlu sinar yang begitu terang
Untuk mengenali wajahmu

Jauh di ujung jalan itu ada dirimu
Menunggu keberanian ini mengajakmu berjalan
Memandangi sisi kota yang lain
Sebab kisah di sana tak begitu sama dengan di sini

Adakah rindu di sana sebesar keinginan ini
Seperti ketika kita menggaris lautan di Losari

Masih banyak pesan dari mamiri untukmu
Yang belum sempat kau pahami di mana sebenarnya Aku berada
Apakah di hati atau di mimpi ?
Pasompe ( Pelaut)
( Arunk ) Bungker Talas 25 Maret 2011

Phinisi itu telah meninggalkan Paotere
Membawa para pasompe meninggalkan dara dan bainenya
Mengikut pada rembulan
Membelai badai dan mengeja rindu

Untuk sebuah nama
Tanah di seberang sana tak begitu kasar untuk di sentuh
Butir ombak tak begitu asin untuk di telan
Badai tak menghalau padangan akan puncak Lompo Battang

Semangat adalah sompe yang berkibar
Membawa pesan dari timur
Sebuah istana hijau
Di Tanah Bugis

Untuk seorang wanita

Dari sanalah aku dibentuk
Dari segumpal darah
Dan air susu
Menjadi lukisan cerita

Seperti matahari
yang menumbuhkan tanaman untuk penghuni bumi
Seperti angin
Yang menggugurkan buah untuk estafet hidup
Seperti hujan
Yang menghapus dahaga kemarau
Dan seperti mata air
Untuk sungai kecil yang membasahi kota

Celotehmu adalah amanah
Diammu adalah semangat
Langkahmu adalah harapan
Dan Air matamu adalah hitam untukku

Lukisan ini tak sempurna
Bila warnamu tak ada
Seperti ranting bambu yang tak melambai
Tanpa bisikan angin

Biarkan malam tanpa cahaya
Dan siang tanpa suara
Namun jangan biarkan bentuk senyum itu berubah dalam ingatanku
Sebab nadaku kan hilang seketika
Bersama waktu yang dipenuhi kebisuan
Di jalan yang ujungnya tak mampu kusentuh

Abstrak dan realis hanyalah sebuah nama
Makna adalah kanfas putih
Yang engkau sentuh dengan lafas basmalah di awal doamu

“ IBU SEHATLAH EGKAU SELALU ”

Sabtu, 26 Februari 2011

Jembatan

Langkah kecil itu tak pernah bosan menyapu bumi
Memancing daun kering membalas senyumnya
Ada setumpuk rindu yang menggunung di dasar Egonya
Dia Jadikan tameng penangkis air mata yang belum di pahami

        Lonceng sekolah berbunyi adalah isyarat
        Bergegas membagi berita yang membosankan
        Kepada mereka yang sibuk mengukur jalan pagi itu
        Akasia di sudut terotoar membawanya bermimpi

Terbangun di bawah matahari yang membakar Mimpinya
Menyapa saku celana agar di beri receh
Untuk Usus yang mulai rapat

         Dia adalah sang penantang hari
         Warnanya lebih terang dari Pelangi
          Lebih merah dari senja yang menuntunnya kembali
          Ke Panti gratis tanpa pengasuh
          Ke Kafe meriah tanpa Home teatre
          Ke Bioskop tanpa pemutar Video dan tiket mahal
          Ke Stadion tanpa pungutan pajak tak jelas

Dia Ke Kolong Jembatan tempatnya menghabiskan mimpi
 Karena Esok masih panjang 
Untuk menjaga napas agar tetap setia menemani raga.
" Dia berterimaksih karena telah dipelihara oleh negara "

Jumat, 18 Februari 2011

Sekilas Untuk Negeriku

1. Debu di jendela rumah usang
menghalangi cahaya membelai kursi tua di ruang tamu
di sana seorang renta menghitung detak waktu
menatap sebatas kaki melangkah

2. Memang seperti itu raganya beberapa tahun belakangan
tapi jangan lihat dari sisi itu
si tua selalu berpikir jauh menembus kaca jendela rumahnya

3. Hasilnya ada dalam catatan di pangkuannya
yang usang di makan rayap
di sana dia berkomentar tentang negerinya kini

4. Aku dulu adalah pemuda perkasa dan aku bangga akan hal itu
karena merah putih terikat kuat di jidat lebarku
tanganku tak pernah pegal dgan bambu runcing titipan ayahku
dan aku pernah menusuk semangat penjajah yang menyiksa saudaraku

5. Sekarang pemuda lebih perkasa dan lebih tampan
merekapun sangat bersemangat
mencari nama besar dengan membunuh saudaranya
dari segala tingkatan
tukang becak, mahasiswa, sampai pejabat.

6. Ini untuk cucuku yang masih merasa
Indonesia tak pernah merdeka
sebelum hati kalian tak pernah kalian merdekakan.

7. Potongan kecil catatan si tua
Yang masih setia menerawang jauh keluar...

Catatan Akhir Untuk Indonesia Menutup 2010

"Dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau
sambung menyambung menjadi satu itulah indonesia"'

Indonesia adalah Negara kepulauan,
Pulau yang jumlahnya begitu banyak, hingga beberapa di klaim pihak lain itu tak menjadi masalah.

Indonesia adalah Negara yang luas dan kaya lautnya,
karna  itu rakyat sibuk berlomba menguaras isinya.

Indonesia adalah Negara yang subur,
sebab itu tak jadi masalah jika hutan ditebangi, dan hasil pertanian dijual murah ke negara lain.


Indonesia adalah Negara yang kaya akan budaya,
budaya yang mengalami perkembangan ke arah yang memprihatinkan.

Indonesia adalah Negara yang demokratis,
pemimpin bebas berjanji manis, dan masyarakat bebas berterima kasih dengan cara yang manis pula.

Begitulah Indonesia,
Sangat Indah !!!!!!

Korupsi dengan cara yang indah
Meneror dengan cara yang indah
Demonstrasi dengan cara yang indah
Banjir yang sangat indah
Sunami yang sangat indah

Letusan berapi yang sangat indah
Rentetan Kecelakaan yang sangat indah
Sampai cara mendukung TIMNAS  dengan cara yang sangat indah
......maaf, bila indah-indah yang lain lupa saya tuliskan.......

"Kasihan Indonesiaku"